Alhamdulillah masih diberi kekuatan untuk posting cerita ini, walaupun hampir basi.
Tahun ini adalah pengalaman mudik yang
luar biasa. Mulai dari berangkat sampai balik ke malang. Pagi itu tanggal 16 Agustus 2012
begitu Alba bangun tidur langsung bermain sambil melihat cd kesayangannya(dari
kecil Alba terbiasa melihat cd mulai harun yahya sampai baby eistein). Belum
lengkap jam dinding menunjuk angka 6, dua tukang ojek sudah menunggu di depan,
karena perjanjian awalnya adalah diantar jam enam, maka langsung kalang –
kabutlah semuanya, walhasil bapak – bapak tukang ojek dengan sukses menunggu di
depan rumah sambil senyum – senyum. Akhirnya rumah ditinggal dalam keadaan
berantakan, semua rencana yang telah tersusun rapi, pudar sudah.
Kali ini kita sekeluarga ikut mudik
bersama Indomaret, lumayanlah dapat tiket gratis, walaupun dengan berbelanja
dulu, yang tentu saja di Indomaret. Setelah registrasi tiket, Alhamdulillah
dapat goody bag, kaos, dan makanan ringan, yang tentu saja lagi – lagi tetap
dengan merk Indomaret. Lama – lama jatuh cinta beneran sama Indomaret
hehehehe….
Di tiket tertera keberangkatan pukul
07.00 WIB, tapi kita menunggu sampai jamuran, eh salah – salah maaf ya
Indomaret, mungkin karena terlalu lama berjemur di sinar matahari, ditambah
lagi dengan hawa malang
yang dingin, cocok memang untuk pertumbuhan jamur hehehehe… Alhamdulillah akhirnya
berangkat juga pukul 09.30 WIB, Indonesia
banget ya…tapi maklum ajalah.
Sampai di rumah yangkung caruban tepat
pukul 13.30 WIB. Semua normal – normal saja, sampai malam menjelang waktu itu sekitar
pukul 01.00 WIB. Tiba – tiba Alba terbangun dan ketakutan, dia hanya menunjuk
ke satu arah yang kulihat tidak ada siapa – siapa. Maha besar Allah, mata orang
dewasa memang berbeda dengan mata anak kecil. “Ibu aku takut…itu – itu, tutupi
pakai selimut” ucap Alba sambil nunjuk arah bawah dengan mata ketakutan. Aku
berusaha menenangkan dan menutupinya dengan selimut yang sengaja kubawa dari malang. Aku pikir semua
akan segera berlalu, mungkin Alba lagi ngelindur,
pikir ku dalam hati. Tapi semua diluar dugaanku, Alba tetap terjaga dengan mata
terbuka sambil melihat sekelilingnya, anak itu tidak mengantuk sama sekali,
sampai suatu saat dia bilang “ lho, teman – teman ku datang, lihat Ibu teman –
teman ku datang “ sambil menunjuk dan menjulurkan tangannya ke atas. Waktu itu
memang posisi Alba tidur mlumah .
kemudian dia mengambil tangan ku dan seperti meletakkan sesuatu di tanganku.
“lihat Ibu sekarang ditangan Ibu” sebentar kemudian Alba bilang “lho, pergi, da
– da, sampai jumpa, hati – hati” sambil tangannya melambai – lambai ke atas.
Aku pikir semua sudah selesai sampai tidak ada 10 menit dia bilang lagi “ lho,
datang lagi, sini – sini, lihat Ibu teman – teman ku datang lagi”. Setelah itu
Alba bangun dan tangannya seperti menangkap sesuatu kemudian ditaruh di atas temat
tidur dan dia memerhatikan sesuatu itu. Tiba – tiba tubuhku merinding merasakan
sesuatu yang kehadirannya tidak kusadari sama sekali, rasa takut mulai muncul,
apalagi di kamar cuma ada aku dan Alba, dengan lampu yang mati. Tapi entahlah,
Alba seperti gembira menyambut teman – temannya, bahkan sesekali ku dengar Alba
menyebut nama “zambi” ketika ku Tanya siapa “zambi” itu, Alba menjawab “itu
temanku”. Deg, rasa hatiku, seketika aku pamit keluar sama Alba, dan Alba
seperti tidak peduli ada aku atau tidak disisinya, Alba terlalu asyik bermain, sewaktu
aku kembali ke kamar bersama ayahnya, kulihat Alba sudah berdiri sambil
melambai – lambaikan tangannya, dan begitu melihat ayahnya Alba berseru “lihat
ayah, temanku jalan di pundaknya ayah”. Aku tidak habis fikir di tempat segelap
itu Alba bisa bermain dan seperti melihat sesuatu dengan jelas. Kondisi fisikku
saat itu sedang drop, tenggorokan sakit luar biasa dan badan seperti meriang.
Maka kubiarkan saja Alba bermain sesuka hatinya, dan aku sendiri berusaha
tidur. Tanpa sadar aku terlelap, tapi sebentar kemudian ketika tiba – tiba aku
terbangun kulihat Alba sudah kembali terlelap, dan kulihat waktu menujukkan
pukul 03.55 WIB. Ehm, mungkin “teman – temannya sudah pulang”, bisikku dalam
hati, ku kecup keningnya dan ku ucapkan syukur Alba bisa kembali tertidur, di
sisa malam ini. Kutinggalkan Alba sendiri di kamar, dan akupun beranjak sahur,
karena waktu imsak sudah dekat. Pengalaman tadi adalah yang pertama dan kuharap
yang terakhir.
Harapan tinggalah harapan, tetap saja
Allah yang menentukan. Keesokan harinya semua berjalan normal dari pagi sampai
sore, sampai menjelang tidur di hari kedua di rumah yangkung. Malam itu begitu
Alba sampai di tempat tidur yang diucapkan pertama kali adalah “mana teman –
teman ku”. Pertanyaan singkat itu tak ku jawab, hanya do’a yang ku panjatkan
semoga malam ini Alba bisa tidur nyenyak. Alhamdulillah Allah mendengar do’a ku
kali ini. Sampai pagi menjelang Alba tertidur pulas.
Hari ketiga di caruban, mulailah
kekhawatiranku. Jika “teman – teman”nya Alba datang dan Alba senang bermain
dengannya, itu bukan masalah. Tapi jika “teman – teman”nya datang dan
merisaukan Alba itu baru masalah. Waktu itu sekitar pukul 00.30 WIb dini hari,
Alba terbangun dan ketakutan, awalnya aku tidak tahu, karena aku keluar kamar,
begitu sampai di depan pintu kamar Alba bilang “jangan ikut – jangan ikut” sambil
tangannya menunjuk ke atas. Aku hanya bisa menerka apa yang terjadi, mungkin
Alba terlalu capek untuk di ajak bermain, karena siang hari tidak istirahat
alias tidak tidur sama sekali. Berkali – kali ku coba menenangkan, sebentar
berhasil tertidur, tapi tidak sampai 10 menit, Alba terbangun lagi, sambil
menangis. Hal itu berlangsung sekitar setengah sampai satu pukul, karena tidak
tega melihatya terganggu, akhirnya ku putuskan memindahkannya ke tempat tidur
yang lain. Alhamdulillah begitu dipindah tidurnya, sebentar kemudian sudah
terlelap sampai pagi. Hari ke empat pun masih sama dengan hari ketiga, ini yang
membuat ku risau sepanjang hari. Tidur adalah salah satu kebutuhan pokok anak
kecil, terutama balita, apa jadinya kalau ini terus – menerus terjadi.
Ahirnya tepat hari ke lima bertepatan tanggal 20 agustus 2012, kita
sekeluarga akan melanjutkan perjalanan ke rembang. Di awali dengan perjalanan ke
Surabaya semua
berjalan dengan lancar. Sekitar pukul 20.00 WIB Alba sudah tertidur, harapanku
hanya satu Alba bisa beristirahat dengan nyaman, karena aku yakin besok siang
tidak akan bisa istirahat, jadwal kunjungan ke saudara sudah padat. Setelah
menunggu adik dari proboliggo datang kita semua berangkat dari Surabaya sekitar pukul 23.00 WIB. Alhamdulillah
dalam perjalanan malam tidak ada sesuatu yang menghawatirkan, jalanan lengang
sehingga mobil bisa meluncur dengan cepat dan Alba bisa tertidur dengan
nyenyak. Hingga tanpa terasa kita memasuki jawa tengah, waktu menunjukkan pukul
01.00 WIB, tiba – tiba saja Alba terbangun dan menunjuk – nunjuk ke luar
jendela, seperti ingin menunjukkan sesuatu dan sewaktu ku lihat di luar jendela
tidak ada apa – apa. Sebentar kemudian Alba seperti menangkap sesuatu dengan
tangannya dan menempelkannya di kursi mobil sambil bicara sesuatu yang aku
sendiri tidak begitu jelas apa itu. Kemudian Alba benar – benar terjaga dan
minta didudukkan, Alba menunjuk ke luar mobil sambil berkata “ itu rumah orang
– orang” “iya” sahutku, tanpa mengerti “orang” seperti apa yang dia maksud.
Semua yang ada di mobil hanya tertawa melihat Alba menunjuk – nunjuk ke luar
jendela, karena mereka tidak ada yang tahu cerita lengkapnya. Akhirnya
berceritalah kita semua asal muasal Alba berkata seperti itu dan kenapa dia
terbangun pada jam sepagi ini. Ketika
semua paham om humam, yang kebetulan waktu itu menyetir mobil berkata tadi
sewaktu Alba “ngoceh” itu pas disebelah kiri ada pemakaman umum, juga sewaktu Alba
menunjuk – nunjuk keluar. Astagfirullah hal azim…… ucapku dalam hati.
Tepat pukul 01.30 WIB kita tiba di rumah
yangkung rembang. Alba yang terlanjur terjaga dari tidurnya agak sulit ketika
di ajak tidur, sedangkan kita yang tua – tua ini sudah capek dan ngantuk. Di
dalam kamar Alba tetap tidak mau tidur. Tiba - tiba dia berkata “ oh, temanku
datang” sambil tangannya terjulur ke atas. Kubiarkan saja sampai Alba terlihat
kelelahan dan ngantuk. Sekitar pukul 04.00 WIB kulihat Alba sudah tertidur
dengan nyenyak. Ternyata kata orang – orang sekitar waktu subuh itu kaum halus
sudah kembali ke tempatnya atau kembali ke dunianya, pantas saja Alba tertidur
setiap menjelang subuh. Yang menjadi pikiranku, apakah itu sehat untuk
perkembangn usianya yang masih kecil? Karena Alba jadi bangun siang, sekitar
pukul 08.00 WIB setiap harinya, sejak dia bermain bersama “teman – temannya” di
malam hari, padahal jadwal bangun dia yang normal sekitar pukul 05.00 WIB.
Kejadian itu berlangsung selama mudik,
yah setiap malam Alba pasti terbangun, dan kalau badanya sudah capek, bisa
dipastikan dia bangun malam dengan rewel, menangis sambil matanya terpejam,
seolah tidak mau diganggu tidurnya, dan baru bisa tertidur setelah dipindah ke
tempat lain.
Akhirnya kita harus kembali ke malang
pada tanggal 23 Agusttus 2012, berangkat pukul 23.00 WIB dari rembang,
perjalanan malam yang menyenangkan, tanpa macet dan asap serta debu di sekitar
kita. Di tengah jalan ada sedikit kemacetan karena ada tabrakkan sebuah travel
yang menabrak trotoar jalan, ada beberapa yang meninggal, terlihat dari kain
jarik yang menutupi beberapa tubuh. Alhamdulillah itu tidak mengganggu tidur
Alba. Sampai di jalan tol sebelum masuk malang dan lagi – lagi pukul 01.00 WIB
Alba terbangun, matanya melek melihat keluar jendela, kubiarkan saja, sampai
akhirnya Alba berkata “itu punya Alba, mau dibawa pergi kemana?” sambil
menunjuk – nunjuk ke luar jendela. “iya nanti datang lagi, mungkin masih
manggil teman – temannya” kataku berusaha menenangkan Alba. Alhamdulillah Alba
bisa mengerti dan tenang kembali, kuharap dia bisa melanjutkan tidurnya,
ternyata Alba malah terjaga dan ikut duduk bersama ku, menikmati perjalanan
malam yang hening.
Ternyata itu adalah hari atau malam
terakhir Alba ditemani “teman – temannya” setelah malam itu mereka tidak datang
lagi, namun ada satu hal yang terus dilakukannya sampai sekarang, menjelang
tidur dan sebelum memejamkan mata, Alba pasti memanggil namaku, seolah
menyakinkannya kalau sewaktu Alba tidur ada yang menjaganya.
Mudik oh mudik… dua dunia yang
menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar