Postingan ini sebenarnya sudah kadaluarsa, tapi ketika kita bisa merubahnya menjadi sesuatu yang unik, apa salahnya..... Ini dia ceritanya :
Akhirnya sesuatu yang aku impikan menjadi kenyataan. Hari ini aku bisa melihat awan lebih dekat. Ya, awan yang hanya bisa kulihat tanpa bisa menyentuhnya, awan yang kulihat setiap hari mulai dari aku kecil sampai besar seperti ini, awan yang selalu menimbulkan pertanyaan tersendiri dalam benak ku “seperti apakah kamu?”
Akhirnya sesuatu yang aku impikan menjadi kenyataan. Hari ini aku bisa melihat awan lebih dekat. Ya, awan yang hanya bisa kulihat tanpa bisa menyentuhnya, awan yang kulihat setiap hari mulai dari aku kecil sampai besar seperti ini, awan yang selalu menimbulkan pertanyaan tersendiri dalam benak ku “seperti apakah kamu?”
Hari ini sepuluh juli dua ribu dua belas, aku akan berangkat ke Jakarta dengan pesawat Garuda untuk menghadiri acara stewardship dengan syngenta. Proyek dosen ini lumayan besar, ketika beliau yang berkepentingan sedang ke Thailand dan tidak ada penggantinya, jadilah aku yang berangkat dengan viviet anak jurusan agronomi.
berangkat dari bandara abdul rahman saleh- malang
Acara ini benar – benar mewah untuk manusia seukuran ku. Dengan fasilitas yang lux, malah membuatku tidak tidur selama lebih dari 24 jam, itu artinya satu hari penuh aku tidak memejamkan mata. Ajaib memang karena tidak ada rasa kantuk sedikit pun yang mau menghampiriku. Syukurlah, ada temah setia yang baru saja ku beli hehehe ini dia :
Buku baru yang sengaja ku beli sehari sebelum berangkat ke Jakarta
Empat hari tinggal di tempat mewah, membuatku kangen dengan keseharian yang penuh dengan debu, angkot dan asap. Tiga hari pula aku hidup tanpa bisa membedakan pagi, siang, sore dan malam hari, karena setiap waktu selalu dikelilingi ac dan lampu. Mungkin benar kalo ada ungkapan Jakarta kota yang tidak pernah mati. Seperti inikah rasanya? Apa pun itu empat hari adalah pengalaman yang tidak ada duanya.
mimpikah aku tinggal di tempat seperti itu??
Kembali lagi ke awan. Ya kali ini aku bisa melihatnya dengan jarak yang amat sangat dekat, mungkin kalo boleh ngukur hanya berjarak beberapa centimeter saja. Ternyata awan itu, subhanallah tergantung di langit – langit tanpa ada benang, ya dia hanya digantung dengan benang yang mungkin kasat mata, selain itu terlihat strukturnya sangat lembut. Seperti kapas, putih, halus dan ehm…..andai aku bisa memegangnya.Ini beberapa foto yang sempat aku ambil dari kaca jendela pesawat :
subnahallah....
hehehe...ini jatah untuk 2 orang
saat berada di angkasa...rasanya kita menjadi sangat kecil dibandingkan alam raya yang maha luas ...btw-foto terakhir sungguh menggoda iman :)
BalasHapusterimakasih, atas kunjungan dan tambahan bahasanya...
Hapus