Jumat, 13 April 2012

Ampo

Hujan sore ini, mengingatkan ku pada 9 tahun yang lalu. Waktu itu sore hari ba'da ashar hujan deras turun setelah sebelumnya di dahului suara geledek yang keras dan bersahut - sahutan, alhamdulillah kita semua sudah sampai di rumah. Yah, tinggal di gubuk kecil ini ada sesuatu yang membuat aku nyaman, bukan karena barang - barang yang sederhana saja, tapi lebih karena suasana yang enak, ada seorang ibu yang sangat baik hati, sabar dan penyayang tinggal disini. Ibu memang sudah tua, terlihat dari garis - garis kerutan di sekitar wajahnya, namun sinar kecantikan masih jelas terlihat di sana.
"Bau ampo" Ibu bilang, "bau apa itu?" sahutku yang memang tidak tahu apa itu 'ampo', kata asing  itu baru sekali ini terdengar di telinga ku. "Ampo itu bau tanah yang terkena hujan, setelah lama tidak pernah tersiram air hujan, coba perhatikan nanti kalau sudah lama tidak hujan dan siramlah tanah itu dengan air biasa, pasti akan beda baunya, ibu senang bau ini, seger dan gimana gitu......" jelas Ibu panjang lebar. Aku tahu sekarang apa itu "ampo".
Tiba - tiba saja si 'unyil' sudah nongol di tengah - tengah kami berdua. Dia adalah adik ku yang paling ku sayang, beda usia kami tidak jauh, hanya terpaut 2 tahun. 'Unyil' adalah penggilan kesayangan ku, walaupun itu bukan nama dia yang sesungguhnya, namun kayaknya si unyil juga tidak keberatan, malah terlihat senang. Unyil kelihatan juga ingin menikmati hujan sore itu. Akhirnya kami bertiga, Ibu, aku dan si unyil duduk menikmati hujan lewat jendela rumah. Yah, jendela rumah itu menjadi tempat nongkrong favorit kami bertiga saat hujan turun.
Yah, hujan selalu membawa cerita tersendiri, kami jadi bisa saling bercerita tentang apa saja, sekedar guyon atau hanya menyeruput segelas teh hangat ditemani pisang goreng yang mak yus, tentu saja buatan Ibu.
Tapi itu semua sudah berlalu semenjak Ibu meninggal 9 tahun yang lalu karena tumor ganas. Saat yang menyedihkan dan memilukan dalam hidup ku. Semua sudah berusaha, kesana kemari mencari pengobatan, baik lewat pengobatan tradisional maupun lewat medis, tapi apalah daya Allah berkehendak lain.
Sore ini untuk yang ketiga kalinya dalam minggu ini aku menikmati hujan sendirian. "Bau ampo" ucapku dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar